Pengertian, Prinsip, dan Gaya Lompat Jauh
.
Lompat Jauh
Lompat jauh merupakan salah satu
nomor lompat dari cabang olahraga atletik. Lompat jauh menurut Aip Syarifuddin
(1992 : 90) didefinisikan sebagai suatu bentuk gerakan melompat, mengangkat kaki
keatas kedepan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin diudara
(melayang diudara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak
yang sejauh-jauhnya.
Lompat jauh merupakan suatu
gerakan melompat menggunakan tumpuan satu kaki untuk mencapai jarak
sejauh-jauhnya. Sasaran dan tujuan lompat jauh adalah untuk mencapai jarak
lompatan sejauh mungkin kesebuah letak pendaratan atau bak lompat. Jarak
lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat dari letak pendaratan
yang dihasilkan oleh bagian tubuh.
B. Teknik
Lompat Jauh
Lompat jauh mempunyai empat fase gerakan, yaitu awalan, tolakan,
melayang dan mendarat serta terdapat tiga macam gaya yang membedakan antara
gaya yang satu dengan gaya yang lainnya pada saat melayang diudara. Uraian
mengenai keempat fase gerakan dalam lompat jauh adalah sebagai berikut:
a. Awalan
Awalan adalah langkah utama
yang diperlukan oleh pelompat untuk memperoleh kecepatan pada waktu akan melompat.
Seperti dikatakan Aip Syarifuddin (1992 : 90) awalan merupakan gerakan
permulaan dalam bentuk lari untuk
mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan (lompatan). Jarak
awalan yang biasa dan umum digunakan oleh para pelompat (atlet) dalam
perlombaan lompat jauh adalah : 1) untuk putra antara 40 m sampai 50 m; 2)
untuk putri antara 30 m sampai dengan 45 m.
b. Tumpuan atau
Tolakan
Tumpuan atau tolakan adalah gerakan
menolak sekuat-kuatnya dengan kaki yang
terkuat, yaitu meneruskan kecepatan horizontal ke kekuatan vertical yang
dilakukan secara cepat. Menurut Engkos Kosasih (1985 : 67) tolakan
yaitu menolak sekuat-kuatnya pada papan tolakan dengan kaki terkuat ke atas
(tinggi dan ke depan). Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa melakukan
tolakan berarti jarak merubah kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertical.
c. Melayang di
Udara
Sikap melayang adalah
sikap setelah gerakan lompatan dilakukan dan badan sudah terangkat
tinggi keatas. Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 92/93) sikap dan gerakan badan
di udara sangat erat hubungannya dengan kecepatan awalan dan
kekuatan tolakan. Karena pada waktu pelompat lepas dari papan tolakan badan si pelompat akan dipengaruhi oleh
suatu kekuatan yaitu gaya gravitasi (gaya penarik bumi).
Untuk itu, kecepatan
lari awalan dan kekuatan pada waktu menolak harus dilakukan oleh pelompat untuk
mengetahui daya tarik bumi tersebut. Dengan demikian jelas bahwa pada nomor
lompat jauh kecepatan dan kekuatan sangat besar pengaruhnya terhadap hasil
tolakan.
d. Mendarat
Mendarat adalah
sikap jatuh dengan posisi kedua kaki menyentuh tanah secara bersama-sama
dengan lutut dibengkokkan dan
mengeper sehingga memungkinkan jatuhnya badan kearah depan. Seperti dikatakan
Yusuf Adisasmita (1992 : 68) pada saat mendarat titik berat badan harus dibawa
kemuka dengan jalan membungkukkan badan hingga lutut hampir merapat, dibantu
pula dengan juluran tangan kemuka.
C. Latihan
Lompat dan Prinsip-Prinsip Latihan
a. Pengertian
Latihan Lompat
Latihan adalah proses yang sistematis
daripada berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari
kian menambah jumlah beban
latihan atau pekerjaannya
(Harsono, 1982 : 27). Lompat adalah istilah yang digunakan dalam cabang
olahraga atletik, yaitu melakukan tolakan dengan satu kaki, Aip Syarifuddin (1992 : 90). Pengertian
latihan lompat dari pendapat tersebut dapat disimpulkan yaitu
melakukan gerakan melompat dengan tumpuan satu kaki yang dilakukan secara
berulang-ulang dan setiap hari jumlah beban latihan ditambah.
b. Prinsip-Prinsip
Latihan
1. Prinsip
Latihan Beban Bertambah ( Overload )
Untuk meningkatkan prestasi atlit prinsip overload
harus digunakan. Apabila atlet sudah merasa ringan pada beban yang diberikan
maka beban harus ditambah. Menurut M. Sajoto (1988 : 42) dengan
berprinsip pada overload, maka kelompok-kelompok otot akan bergabung
kekuatannya secara efektif dan akan merangsang penyesuaian
fisiologis dalam tubuh yang mendorong meningkatkan kekuatan otot.
2. Prinsip
Peningkatan Beban Terus Menerus
Otot yang menerima beban
latihan lebih atau overload kekuatannya akan bertambah dan apabila kekuatan
bertambah, maka program latihan berikutnya bila tidak ada penambahan beban,
tidak lagi dapat menambah kekuatan. Penambahan beban dalam jumlah repetisi
tertentu, otot belum merasakan lelah. Prinsip penambahan beban demikian
dinamakan prinsip penambahan beban secara progresif. (M. Sajoto, 1988 : 115).
3. Prinsip
Urutan Pengaturan Suatu Latihan
Latihan berbeban
hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga kelompok otot besar mendapat giliran
latihan lebih dulu sebelum latihan otot kecil. Hal ini perlu agar kelompok otot
kecil tidak mengalami kelelahan terlebih dahuu, sebelum kelompok otot mendapat
giliran latihan pengaturan latihan hendaknya diprogramkan sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi dua bagian otot dalam tubuh yang sama mendapat dua
giliran latihan secara berurutan (M. Sajoto, 1988 : 115)
4. Prinsip
Kekhususan Program Latihan
Menurut O’shea dalam
bukunya M. Sajoto (1988 : 42) menyatakan bahwa semua program latihan harus
berdasarkan “SAID” yaitu Specific Adaptation to Imposed Demands. Prinsip
tersebut menyatakan bahwa latihan hendaknya bersifat khusus, sesuai dengan
sasaran yang akan dicapai.
D. Macam-macam
gaya lompat jauh
a. Lompat
Jauh Gaya Jongkok (Gaya Orthodok)
1. Antara 30
sampai 40 meter. Latihan kecepatan awalan dapat dilakukan dengan
latihan-latihansprint 10 - 20 meter yang di lakukan berulang-ulang. Panjang
langkah, jumlah langkah, dan kecepatan berlari dalam mengambil awalan harus
selalu sama. Menjelang tiga sampai empat langkah sebelum balok tumpu, seorang
pelompat harus dapat berkonsentrasi untuk dapatmelakukan tumpuan dengan kuat.
Dengan catatan tanpa mengurangi kecepatan.
2. Tumpuan atau
tolakan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan dan melayang.
Ketepatan tumpuan pada balok tumpu serta besarnya tenaga tolakan yangdihasilkan
oleh kaki (explosive power) kaki sangatlah menentukan pencapaian hasil lompatan.
Oleh sebab itu, latihan ketepatan menumpu pada balok tumpu dapat
dilakukandengan jumlah langkah sebanyak 5 hingga 7 langkah. Tumpuan kaki dapat
di lakukan dengankaki kiri maupun kaki kanan tergantung dari kaki mana yang
lebih kuat dan lebih dominan.Pada waktu menumpu badan condong ke depan, titik
berat badan harus terletak agak kedepan, titik berat badan harus terletak agak
ke depan. Titik sumber tenaga, yaitu kaki tumpumenumpu secara tepat pada balok
tumpu, segera diikuti dengan gerakan kaki ayunkan kearah depan atas. Dengan
sudut tolakan berkisar antara 40 – 50 derajat.
3. Melayang
(sikap badan saat di udara) adalah setelah pelompat menumpu pada
balok tumpuan, maka dengan posisi badan condong ke depan terangkat
melayang di udara,bersamaan dengan ayunan kedua lengan ke depan atas. Untuk
mendapatkan tinggi dan jauhnya lompatan harus meluruskan kaki tumpu
selurus-lurusnya dan secepat-cepatnya. Padawaktu naik, badan harus dapat
ditahan dalam keadaan rileks (tidak kaku) kemudianmelakukan gerakan-gerakan
sikap tubuh di udara (waktu melayang) inilah biasanya yang disebut gaya
lompatan dalam lompat jauh. Pada waktu di udara dengan sikap jongkok saat
kakitolak menolakkan kaki pada balok tumpuan, kaki diayunkan ke depan atas
untuk membantumengangkat titik berat badan ke atas kemudian diikuti kaki tolak
menyusul kaki ayun. Saatmelayang ke dua kaki sedikit di tekuk sehingga posisi
badan berada dalam sikap jongkok.Keadaan ini supaya dapat dipertahankan sebelum
melakukan pendaratan.
4. Mendarat
adalah pada waktu mendarat pelompat harus menjulurkan kedua belah
tangansejauh-jauhnya ke muka dengan tidak kehilangan keseimbangan badannya
supaya tidak jatuhke belakang. Untuk mencegahnya berat badan harus di bawa ke
depan dengan caramembungkukkan badan dan lutut hampir merapat dibantu dengan
cara menjulurkan tangankedepan. Pada waktu pendaratan lutut dibengkokan
sehingga memungkinkan suatu momentum membawa badan ke depan atas kaki mendarat
di lakukan dengan tumit terlebihdahulu mengenai tanah.
b. Lompat
Jauh Gaya Menggantung (Gaya Schnepper)
Gaya menggantung merupakan salah
satu gaya dalam lompat jauh. Mengapa di sebutgaya menggantung, karena gerak dan
sikap badan di udara menyerupai dengan orang yangsedang menggantung atau
melenting ke belakang. Yang harus dikuasai unsur-unsur dalammelakukan lompat
jauh gaya menggantung adalah; awalan, tumpuan/tolakan, melayang danmendarat.
Tanpa penguasaan teknik yang baik dan benar hasil yang diperolehnya tidak
akanmaksimal.
a. Awalan
adalah gerak awal yang dimulai dengan lari, ini berguna untuk
mendapatkankecepatan lari setinggi-tingginya sebelum mencapai balok tumpuan.
Jarak awalan lari,tergantung pada tiap-tiap pelompat. Bagi para pemula
mengambil awalan cukup 20 sampai25 meter, tetapi bagi atlet yang sudah mapan,
untuk membangun kecepatan maksimum harusmengambil awalan antara 30 sampai 40
meter.
b. Tumpuan/tolakan
merupakan perpindahan yang cepat antara lari, awalan dan melayang.Urutan
melakukan tumpuan yang benar adalah:
·
Tolakan
dengan salah satu kaki yang lebih kuat dan dominan.
·
Ketepatan
tumpuan pada balok tumpu serta tenaga tolakan sangat menentukan hasillompatan.
·
Pada saat
kaki menumpu pada balok, badan harus agak condong ke depan.
·
Titik berat
badan harus terletek agak ke muka.
·
Gerakan kaki
ayun ke arah depan atas.
·
Sudut
tolakan kurang lebih 45 derajat.
c. Melayang
(sikap badan saat di udara) adalah pelompat menumpu pada balok tumpuan,
makabadan akan dapat terangkat di udara dengan sikap/gaya menggantung untuk
melakukannya.
·
Pada saat
melayang kaki diayun dan diangkat ke depan.
·
Kaki tolak
selepas dari tanah diayunkan kembali ke belakang bersamaan atau sejajardengan
kaki ayun.
·
Sikap badan
dibusungkan ke depan atau melenting ke belakang.
·
Lengan
diayunkan ke atas belakang.
·
Kepala
tengadah.
d. Mendarat
adalah pada waktu mendarat pelompat harus berusaha menjulurkan kedua
belahtangannya. Sejauh-jauhnya kemuka serta tidak kehilangan keseimbangan
badannya. Pada saatini biasanya timbul perasaan, badan akan jatuh ke belakang,
untuk mencegahnya titik beratharus di bawa ke depan dengan jalan membungkukan
badan, hingga badan dan lutut hampirmerapat, dibantu pula dengan juluran tangan
ke muka. Pada waktu pendaratan lututdibengkokan sehingga memungkinkan suatu
momentum membawa ke depan atas, kakimendarat dilakukan dengan tumit terlebih
dahulu mengenai tanah.
c. Lompat
Jauh Gaya Berjalan di Udara (Walking in the Air)Gaya berjalan di udara
Merupakan
salah satu gaya dalam lompat jauh. Mengapa di sebutgaya berjalan di udara,
karena gerak dan sikap badan di udara menyerupai dengan orang yang sedang
berjalan. Yang harus dikuasai unsur-unsur dalam melakukan lompat jauh gaya
berjalan diudara adalah; awalan, tumpuan/tolakan, melayang dan mendarat. Tanpa
penguasaan teknik yang baik dan benar hasil yang diperolehnya tidak akan
maksimal.
1. Awalan
adalah saat melakukan awalan sebaiknya dilakukan pada jarak yang dirasakan
cukupmemadai oleh pelompat. Pelompat memiliki naluri yang berbeda antara
pelompat yang satudengan yang lainnya. Yang perlu dipahami oleh seorang
pelompat jauh adalahpengembangan akselerasi, distribusi energi, dan kecepatan.
Agar saat tolakan tepat, guru bisamenggunakan tanda pada lintasan yang akan
dilalui pelompat.
2. Tumpuan
adalah saat melakukan tumpuan dapat digunakan kaki kiri atau kanan sesuaidengan
kebiasaan pelompat. Sebaiknya gunakan kaki yang memiliki kekuatan
dominan.Ketika kaki menumpu ke balok badan harus dicondongkan ke depan agar
keseimbangan tetapterjaga. Pandangan ke depan dengan kedua lengan berada di
samping atas badan.
3. Melayang
adalah setelah pelompat menumpu pada balok tumpuan, maka badan akan
dapatterangkat ke udara. Dengan melakukan sikap berjalan di udara kedua kaki
saling bergantian mengayuh di udara. Sebelum kaki mendarat upayakan berada
dalam posisi di udara selama mungkin, agar menghasilkan lompatan maksimal.
4. Mendarat
adalah pada waktu mendarat pelompat harus berusaha menjulurkan kedua belahtangannya
ke depan dan kemudian ditarik ke belakang. Sementara kedua kaki dilujurkan ke
depan sejauh mungkin. Daratkan kedua kaki secara bersamaan agar terhindar dari
cedera.Jatuhkan berat badan ke depan.
E. Lapangan
lompat jauh
a. Catatan
-
Bak lompat
diisi dengan pasir
-
Apabila
pelompat gagal/diskualifikasi yuri mengangkat bendera merah
-
Apabila
pelompat melakukan dengan baik yuri mengangkat bendera putih
-
Lebar awalan
122 cm
-
Panjang
balok 122 cm
-
Lebar balok
20 cm
b. Hal – hal
yang perlu dihindari :
-
Memperpendek
atau memperpanjang langkah terakhir sebelum bertolak.
-
Bertolak
dari tumit dengan kecepatan yang tidak memadai.
-
Badan miring
jauh kedepan atau kebelakang.
-
Fase yang
tidak seimbang.
-
Gerak kaki
yang premature.
-
Tak cukup
angkatan kaki pada pendaratan.
-
Satu kaki
turun mendahului kaki lain pada darat.
c. Hal – hal
yang harus diperhatikan/dilakukan
- Pelihara
kecepatan sampai saat menolak
-
capailah
dorongan yang cepat dan dinamis dan balok tumpuan.
-
Rubahlah
sedikit posisi lari, baertujuan mencapai posisi lebih tegak.
-
Gunakan
gerakan kompensasi lengan yang baik
-
Capailah
jangkuan gerak yang baik.
-
Gerak akhir
agar dibuwat lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya kepadanya.
-
Latihan
gerakan pendaratan.
-
Kuasai gerak
yang betul dari lengan dan kaki dalam meluruakan dan membengkokkan.
F. Peraturan
permainan lompat jauh
1. Hal hal yang
perlu diperhatikan untuk meraih hasil maksimal
- Jarak awalan
30-40 dan dilakukan secepat cepatnya
- Menggunakan
kaki yang kuat untuk melakukan tolakan.
- Diusahakan
melayang selama mungkin
- Waktu
mendarat jangan sampai jatuh ke belakang
2. Diskualifikasi
- Dipanggil 3
menit belum melompatMenumpu dengan 2 kaki
- Kembali
ke arah awalan, setelah melompat
- Mendarat
luar bak lompat
- Juri
mengangkat bendera merah apabila pelompat gagal
- Juri
mengangkat bendera putih jika lompatan benar